Tempat terapi saraf kejepit bekasi dan bintaro - Demam tinggi sering kali menjadi penyebab kekhawatiran, terutama bagi orang tua yang anaknya menderita epilepsi. Peningkatan suhu tubuh yang signifikan dapat memicu kejang demam, kondisi yang sangat menegangkan, baik bagi anak maupun orang tua. Meskipun tidak semua anak yang mengalami demam akan mengalami kejang, bagi anak dengan riwayat epilepsi, risiko kejang menjadi lebih tinggi. Namun, dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kejang akibat demam bisa diminimalisir. Nah bagaimana cara menghindari kejang ketika demam tinggi? Berikut beberapa tipsnya
1. Pemberian Obat Penurun Panas
Langkah pertama dan paling penting dalam mencegah kejang akibat demam adalah dengan menurunkan suhu tubuh anak. Cara paling efektif adalah dengan memberikan obat penurun panas. Namun sebaiknya konsultasi lebih dulu dengan dokter untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat.
2. Kompres Hangat
Selain pemberian obat, salah satu cara yang cukup efektif dan alami untuk menurunkan suhu tubuh anak adalah dengan memberikan kompres hangat. Mungkin terdengar kontradiktif, mengapa kompres yang hangat dan bukannya dingin? Jawabannya adalah karena kompres dingin justru dapat menyebabkan tubuh anak menggigil, yang pada akhirnya malah akan meningkatkan suhu tubuhnya lebih lanjut.
Kompres hangat bisa ditempatkan pada bagian dahi, lipatan siku, dan ketiak anak. Bagian-bagian ini merupakan area yang sensitif terhadap perubahan suhu sehingga efektif dalam membantu menurunkan panas. Selain itu, kompres hangat juga membantu menjaga kenyamanan anak selama demam berlangsung. Proses ini dapat diulangi beberapa kali sehari, terutama saat suhu tubuh anak mulai meningkat.
3. Berikan Cairan yang Cukup
Dehidrasi dapat memperburuk kondisi demam dan meningkatkan risiko kejang, khususnya pada anak dengan epilepsi. Oleh karena itu, menjaga anak tetap terhidrasi merupakan langkah pencegahan yang sangat penting. Pastikan anak mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup selama demam.
Air membantu tubuh mendinginkan diri melalui proses alami, yaitu buang air kecil dan keringat. Selain itu, konsumsi cairan yang cukup juga membantu mempercepat pemulihan anak dari demam. Jika anak sulit minum air putih, ibu bisa memberikan jus buah yang mengandung vitamin, atau kuah kaldu yang ringan untuk menjaga asupan cairan tetap terjaga.
4. Pantau Suhu Tubuh dengan Termometer
Salah satu langkah preventif yang tidak boleh dilewatkan adalah pemantauan suhu tubuh secara teratur. Memiliki satu atau dua buah termometer di rumah adalah langkah cerdas untuk memastikan suhu tubuh anak tetap terkontrol. Gunakan termometer untuk memeriksa suhu tubuh anak setiap beberapa jam sekali, terutama saat anak mulai menunjukkan tanda-tanda demam.
Jika suhu tubuh anak melebihi 38 derajat Celsius, segera lakukan tindakan seperti pemberian obat penurun panas atau kompres hangat. Dengan melakukan pemantauan yang rutin, ibu bisa mencegah kenaikan suhu yang berlebihan, sehingga risiko kejang demam dapat ditekan.
Baca juga Tips Menghindari Risiko Epilepsi yang Perlu Kamu Ketahui
5. Segera Bawa ke Rumah Sakit Jika Kejang Berlangsung Lama
Kejang demam yang berlangsung lebih dari beberapa menit bisa menjadi tanda bahwa anak membutuhkan perawatan medis lebih lanjut. Meskipun kejang demam biasanya berhenti dengan sendirinya dalam beberapa menit, ada kalanya kejang bisa berlangsung lebih lama, terutama pada anak dengan epilepsi. Jika hal ini terjadi, jangan tunda untuk membawa anak ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Di rumah sakit, dokter bisa memberikan perawatan yang lebih intensif untuk menstabilkan kondisi anak. Biasanya, mereka akan memantau suhu tubuh dan memberikan obat anti kejang jika diperlukan. Penting juga untuk mencatat durasi dan frekuensi kejang yang terjadi, karena informasi ini akan membantu dokter dalam menentukan langkah penanganan yang tepat.
Post Views: 159