MENU

Makanan Apa yang Membantu Mencegah COVID Menjadi Parah?

06/08/2021
Rate this post

RS MEDICAL HACKING - Selama pandemi, banyak saran nutrisi telah dibagikan. Tetapi apakah ada makanan tunggal yang dapat membantu mencegah infeksi COVID-19 yang serius?

Pilihan makanan kita memiliki dampak langsung pada kesehatan dan fungsi tubuh kita, dan pada sistem kekebalan tubuh kita. Dengan virus corona yang masih beredar, orang ingin tahu apa yang dapat mereka lakukan di rumah untuk melindungi diri dari infeksi COVID yang parah. Makan makanan bergizi yang mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat adalah tempat yang baik untuk memulai.

Para ilmuwan mulai melihat hubungan antara pola makan dan infeksi COVID-19. Satu poin utama yang mereka buat: Berbagai nutrisi dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh dan sistem kekebalan tubuh. Tidak ada nutrisi tunggal yang akan menjadi peluru ajaib untuk melindungi orang dari infeksi virus corona atau COVID-19.

Pola Makan Bukanlah Segalanya dan Mengakhiri Segalanya

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam sebuah jurnal medis internasional pada bulan Mei menemukan bahwa mereka yang melaporkan mengikuti pola makan nabati dan pola makan pescatarian (terutama nabati dengan beberapa makanan laut) lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan infeksi COVID sedang hingga berat dibandingkan orang yang tidak mengikuti pola makan ini.

Untuk orang yang menerapkan "pola makan nabati" terdapat kemungkinan 73% lebih rendah terkena COVID skala sedang hingga berat. Dan untuk orang yang melaporkan dengan penerapan "pola makan nabati atau pescatarian" kemungkinannya adalah 59% lebih rendah, dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengikuti pola makan nabati atau pescatarian. Orang yang makan makanan dengan kandungan rendah karbohidrat tetapi tinggi protein, tiga kali lebih mungkin untuk terkena infeksi COVID dengan intensitas sedang hingga berat, jika dibandingkan dengan orang-orang yang pola makan nabati.

Meskipun para ilmuwan menggunakan standar melalui usia, jenis kelamin, etnis, spesialisasi medis, indeks massa tubuh, kondisi medis, dan faktor gaya hidup seperti merokok dan olahraga, penelitian ini memang memiliki beberapa keterbatasan. Lebih dari 70% peserta adalah laki-laki dan 95% adalah ahli kesehatan. Studi ini tidak memperhitungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi, seperti stres dan kualitas tidur.

Baca Juga: 5 Manfaat Utama Pentingnya Menjalani Gaya Hidup Sehat

Ada banyak hal yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan pola makan hanyalah salah satunya. Ini bukan segalanya dan akhir segalanya. Dari 568 kasus COVID dalam penelitian, hanya 298 yang positif PCR atau tes antibodi. Sisanya hanya melaporkan gejala COVID. Ketika penelitian dibatasi hanya pada mereka yang memiliki tes positif, meskipun hubungannya sama dengan hasil utama, ukuran sampel yang kecil berarti tidak lagi signifikan.

Para peneliti menyaring peserta untuk paparan substansial terhadap COVID-19, tetapi tidak dapat mengontrol dengan tepat berapa banyak paparan yang dimiliki setiap Ahli kesehatan.

Makanan yang Kita Butuhkan

Studi ini memiliki keterbatasan, tetapi temuannya agak sejalan dengan apa yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar kita makan. Manusia membutuhkan mikronutrien dan makronutrien, yang sebagian besar dapat ditemukan dalam makanan nabati.

  • Mikronutrien termasuk vitamin dan mineral, yang penting untuk menjaga tubuh kita berjalan lancar dan sistem kekebalan tubuh kita kuat.
  • Makronutrien memberi kita energi untuk mempertahankan fungsi tubuh kita dan menjalani hari. Mereka secara kasar dapat dibagi menjadi tiga kelompok: karbohidrat, protein dan lemak.

WHO merekomendasikan makan makanan yang mencakup berbagai buah-buahan dan sayuran, kacang-kacangan (misalnya, lentil, buncis, kacang polong), biji-bijian (misalnya, beras merah, gandum, jagung) dan makanan sumber hewani. Orang harus makan setidaknya lima porsi (atau total 400 gram) buah dan sayuran setiap hari. Meskipun sayuran akar bertepung seperti kentang, ubi jalar dan singkong sehat, mereka tidak dihitung sebagai salah satu dari lima makanan Anda sehari.

Ini juga tentang apa yang tidak boleh dimakan: Asupan gula tidak boleh melebihi 12 sendok teh sehari, tetapi idealnya hanya enam sendok teh untuk manfaat kesehatan tambahan. Ini termasuk semua gula yang ditambahkan ke makanan dan minuman, serta gula yang secara alami ada dalam makanan seperti madu, jus buah, dan sirup. Gula dalam buah dan sayuran tidak termasuk. Asupan juga garam harus dibatasi sekitar satu sendok teh sehari.

ARTIKEL TERKAIT
23/11/2024
Makanan yang Membantu Perkembangan Otak dan Bicara Anak

Tempat pengobatan anak autis di bekasi dan bintaro - Ketika berbicara tentang tumbuh kembang anak, perhatian kita sering kali terfokus pada faktor eksternal seperti pendidikan, stimulasi bermain, atau gadget pembelajaran. Namun, ada satu elemen yang sering diabaikan: makanan di meja makan. Padahal, apa yang anak konsumsi memiliki pengaruh langsung terhadap perkembangan otak dan kemampuan bicara […]

20/11/2024
Pola Asuh yang Mendukung Perkembangan Bicara Anak

Tempat terapi sakit jantung bekasi dan bintaro - Pernah nggak, Bunda, lagi asyik ngajak si kecil ngobrol, tapi dia malah sibuk sendiri? Atau mungkin, suaranya kecil banget, kayak bisikan? Tenang aja, itu wajar kok! Tapi tahu nggak, Bunda, cara kita berkomunikasi dan mendidik si kecil itu punya pengaruh besar banget buat perkembangan bicaranya.  Ngobrol Itu […]

20/11/2024
10 Hal yang Wajib Bunda Tahu Soal Si Kecil yang Lambat Bicara

Tempat terapi sakit jantung bekasi dan bintaro - Pernah merasa khawatir karena si kecil belum lancar berbicara seperti teman sebayanya? Tenang, Bunda, banyak kok anak-anak yang mengalami fase ini. Tapi, apa sih sebenarnya speech delay itu? Dan apa yang harus Bunda lakukan?  Speech Delay vs. Speech Disorder Apa Bedanya? Seringkali, orang tua bingung membedakan speech […]

16/11/2024
Kaitan Antara Pendengaran dan Keterlambatan Bicara pada Anak

Tempat pengobatan sakit jantung bekasi dan bintaro - Halo, Bunda! Pernah nggak sih merasa khawatir kalau si kecil belum juga bisa bicara seperti teman-teman seusianya? Mungkin kita sering dengar, “Ah, nanti juga bisa sendiri!” atau “Ada kok anak yang baru lancar bicara di usia tiga tahun.” Tapi, sebaiknya kita jangan terlalu santai, ya. Keterlambatan bicara […]

Profil Terapis
Fitri Yanti, S.E, A.Ma.Ph, Akp
umi ana terapis medicalhacking.com
Herna M, Akp
M Fahri Nasution, Akp
Syukrina Nur Lailli Rahayu, A.Md.Kep, Akp.
Yudis Wiransyah, S.Kom, MTCNA, Akp
M. Supriadi Dayan Matondang, Akp.
Testimoni
Liputan Media
© RS Medical Hacking.com
WhatsApp